Berangkat Dari Diri

Kita (manusia) adalah makhluk paling sempurna yg Allah ciptakan dibandingkan dg makhluk ciptaan Allah yg lain.Subhannallah.Kita yg memiliki tabiat kemalaikatan yg selalu menuntun dan mngajak kpd kecenderungan kesucian. Juga memiliki tabiat dan kecenderungan kpd derajat rendahan yaitu binatang, bahkan mngkin bisa lebih rendah daripada itu. Kemudian Maha Sayangnya Allah kpd kita hingga kita di bekali akal agar ta salah dalam menjatuhkan pilihan.Lalu semua berpulang kpd plilihan. Ingin memperjuangkan sifat-sifat Ilahiah yg selalu condong kpd nilai2 kesucian atau malah justru menuruti nafsu syahwati yg akan mngantarkan kita kpd derajat yg lebih hina daripada binatang. Yg pasti Allah telah membekali kita akal, agar kita benar2 memikirkan konsekwensi dari setiap pilhan kita.

Setelah kita mngetahui potensi kita, mari memanusiakan kemanusiaan kita sbg makhluk yg oleh Allah di sediakan syurga.

Memang yg saya rasakan utk merubah diri itu lumayan sulit apalagi utk sampai kdp tahap mngenal siapa diri kita dan siapa ALLAH…?? Tapi itu bukan kemustahilan. Bukankah ada Alqur’an dan assunnah yg mnjadi pijakan hidup kita. Sekarang mari kita bersepakat utk memilih jalan Illahiah yg ta akan prnah mngecewakan kita.

Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah saw bersabda, Apabila seseorang di antara kamu memperbaiki keislamannya, maka setiap kebaikan yang dilakukannya ditulis untuknya sepuluh kebaikan yang seperti itu hingga tujuh ratus kali lipat. Dan setiap kejelekan yang dilakukannya ditulis untuknya balasan yang sepadan dengan kejelekan itu.".

Selanjutnya silahkan jatuhkan pilihan, dan dari setiap pilihan tentu akan menuai akibat.

Jika sampai pada detik ini kita masih menemui suami kita tidak sesuai dg apa yg kita inginkan, anak kita yg masih sulit utk di atur/di arahkan, mertua kita yg masih saja ikut campur masalah rumah tangga kita, tetangga kita yg kadang memberi komentar yg tidak menyenangkan hati kita. Teman kita yg terkadang malah melemahkan kita. Maka maafkanlah mereka semua. Kita lapangkan dada kita . Kita buat hati kita bagai samudra yg maha luas yg sanggup menelan setiap kepahitan dan kegetiran kehidupan.

Mulai saat ini, mulai detik ini kita mulai merubah diri kita sbg pribadi utk lebih baik dari hari ke hari dan dari waktu ke waktu.Bukankah ALLAH tidak akan merubah nasib suatu kaum (diri) jika ia ta merubahnya sendiri.

Sebab memang mustahil kita menuntut orang lain berubah sesuai dg kemauan kita sedang kita malah justru bersantai2 ria.. Sebab kita adalah pribadi yg berbeda. Terkadang memberi teladan itu lebih ampuh daripada menghamburkan jutaan kalimat nasehat Biarpun orng lain itu menjahati kita tetap saja kita tidak bs menuntut mereka utk merubah dirinya utk sesuai dg apa yg kita harapkan. Sekedar memberi nasehat terkadang kita merasa seperti masuk kuping kanan dan keluar lg melalui kuping kirinya.Maka doakanlah mereka yg menjahati kita.

Yang bias kita lakukan adalah merubah diri kita sendiri. Mulai dari merubah watak(cara berpkir/sudut pandang) hingga merubah tabiat kita sehari2.

Alkisah, ada seorang ibu yg kala itu sedang didera badai dahsyat yg menimpa rumah tangganya. Ibu itu mngalamai badai ujian yg maha dahsyat, ia hampir saja putus asa mnjalani kehidupan ini. Bagaimana tidak, suami yg begitu di cintainya sejak awal telah berpaling darinya (muuf, berselingkuh dg wil). Tidak hanya itu, kekerasan di dalam rumah tanggapun mnjadi santapan yg ta terlewatkan dari hari ke hari. Mulai dari persoalan sepele yg berujung makian dan keluar kata yg ta seharusnya di ucapkan hingga kadang mnjadi bogem mentah yg menimpa badan. Apa yg dapat kita bayangkan dg kondisi rumah tanggga seperti ini..?? tentu kita sangat miris dan prihatin kan..?? Jika kita adalah manusia yg masih memiliki rasa tentu kita akan sangat pilu mendengar kisah seperti itu. Semoga saja itu tidak menimpa kita ya…amin. Tetapi realita seperti itu ta terlalu sulit kita temukan di tanah bumi Indonesia tercinta kita ini, apalagi dg begitu bebasnya arus informasi. Yang kadang seperti ta terkendali.

Lalu apa yg terjadi dg ibu itu..??

Deraan kesuliatan batin dan fisik yg datang bertubi2 membuatnya semakin hancur berkeping2. Hingga pada satu kesempatan datang hidayah Allah. Yang meyusupi relung batinya yg terdalam.Bahwa ALLAH ta mngkin mnguji hambanya melebihi dari batas kemamupannya, ia meyakini bahwa ia mampu melewati ini semua.Tentu solusi itu harus berangkat dari dirinya sendiri bukan dari suaminya Apa yg ia pikirkan adalah bahwa ta mngkin ia meminta suaminya utk berubah. Akhirnya ia yg memutuskan utk berubah, beliau yg tadinya tdk menutup aurot kemudian ia menutupnya. Ia mulai lebih mendekatkan diri kpd sang Pencipta, mulai dari mempelajari buku2 agama dan mngikuti kajian2 islami. Lalu apa yg yg terjadi..?? sang suami melihat perubahan drastis sang istri, yg semakin bersikap lembut dan santun, tidak menaruh rasa curiga lg kpd suami biarpun faktanya sang suami membohonginya. Dan selalu pasrah kpd Pencipta ketika suami melacarkan ungkapan2 kotor dsb. Si ibu telah memutuskan utk mencintainya dan menanggung semua resiko atas pilihannya. Justru ketabahan, kesabaran dan ketulusan sang istri malah membuat hati suami trenyuh dan akhirnya sadar dg pertolongan ALLAH. Dan alahamdulillah keluarga itupun semakin kompak dalam menapakai bahtera kehidupan walau dalam himpitan ekonomi yg serba kekurangan justru lebih menenangkan. ketika Alqur’an n sunnah di jadikan petunjuk jalan untuk meraih kebahagiaan yg hakiki.

Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan) dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah. (HR. Muslim)

Dan akhirnya mari kita sama2 belajar dan berusaha semakin mensholehahkan/mensholehkan diri kita. Berangkat dari hal2 sederhana dari di dalam rumah tangga dan kehidupan bermasyarakat. Kita buat suami kita tersesenyum setiap hari. Kita niatkan karena Allah, dan semoga apa yg kita lakukan bernialai pahala dan kita termasuk ke dalam golongan orang2 yg beruntung yg mendapat rahmat dan ampunanNYA. Amin.

Wallahu a’alam.

0 komentar:

Posting Komentar