Andai engkau Tau

Seorang bocah tertawa riang dalam sebuah gerbong kereta.Ia sedang menempuh perjalanan ke luar kota bersama sang kakek tercintanya. Bocah itu terus saja berlarian kesana-kemari dalam kereta itu.Sambil melepas canda, kadang bernyanyi, kadang berteriak lantang, ia terus beraktivitas layaknya bocah2 kebanyakan dalam kereta itu.Kebetulan ia menemukan teman sebaya dalam gerbong itu.
Suara gaduh dan berisik ta pelak membuat beberapa penumpang yg laen merasa tidak nyaman.Beberapa penumpang merasa terganggu privasinya oleh tingkah polah bocah-bocah itu.Hingga salah seorang dari penumpang menegur kakek bocah itu.

"Pak, tolong diamkan anak itu..!Kami tidak bisa istiraht dengan suara gaduhnya."

"Cucu bapak nakal sekali ya, apa bapak tidak pernah mendidiknya di rumah..?"Seorang ibu muda itu terus saja mengungkapkan kekesalannya.

Akan tertapi sang kakek hanya terdiam melihat reaksi ibu muda itu, ia masih saja memandangi cucunya yang dengan riangnya menikmati dunianya. Dunia anak-anak.

"Bapak pura-pura tuli ya..? atau tuli beneran..? " dengan nada tinggi ibu muda tadi berucap.
Kekesalan yang sama juga tampak dari beberapa penumpang kereta yang lain, yang merasa terganggu.Hanya saja, mungkin masih tertahan di dada, ta ada yg berani berucap seperti ibu itu.

Perlahan, sang kakekpun membuka suara, matanya tidak menatap siapapun. Pandanganya seolah berkelana entah kemana, dan hanya sesekali ia melempar senyum kepada cucunya yang tengah asyik bercanda dg teman barunya.

"Maafkan atas kenakalan cucuku ya bu, aku ingin sekali menghentikan gaduhnya dan membuat anda semua nyaman."

"Tapi aku tidak tega"

Dengan nada datar sang kakek terus bertutur dengan sedikit suara yang parau-serak.

"Aku sudah tidak punya keberanian untuk menghentikan tawanya bu."

"Sudah semenjak tiga hari ia tidak tertawa seperti in, dan baru hari ini aku melihatnya tertawa."

"Dari tiga hari yang lalu, ia hanya menangis dan murung."

Entahlah..., kemudian mata sang kakek terlihat berkaca-kaca.Sejenak, ia menhan suaranya, kemudian melanjutkan. Ibu muda itu hanya diam dalam kebingunnganya.Dan ta lagi berucap sepatah katapun.Beberapa penumpang laen yang kebetulan berdekatan tempat duduk ikut menyimak tutur sang kakek.

"Tiga hari yang lalu, ayah dari bocah itu yang adalah anakku.Dan istrinya adalah menantuku atau ibu dari bocah itu, telah di panggil ALLAH dalam sebuah perjalanan dinas ke luar kota."

"Bis yang membawa sarat penumpang itu masuk jurang dan keduannya ta terselamatkan"

"Dan semenjak itu, aku ta lagi melihat cucuku tersenyum apalagi tertawa seperti malam ini."

"Dan aku sungguh tidak tega untuk menghentikan tawanya yang telah aku nanti semenjak tiga hari lalu."

"Dan jika ibu tega, hentikanlah..!"

Akhirnya Ibu muda itu malah ikut meneteskan air mata.Ia memandangi wajah bocah delapan tahun yang telah mnjadi yatim piatu itu.

Andai saja kita tahu dan mengerti atas apa yang kita lakukan....????

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Huks .. sedii ..
ya terkadang qt hanya memikirkan diri sendiri .. tanpa mengerti dan tau org Lain ..

Posting Komentar